Pelatih Thailand Beda Sikap dengan Indra Sjafri Soal Kegagalan admin, Februari 18, 2025 rochesterjunkremovers.com – Piala Asia U-20 2025 telah menjadi ajang penuh kejutan. Sayangnya, Timnas Indonesia U-20 dan Thailand U-20 harus mengakhiri perjalanan mereka lebih cepat setelah sama-sama tersingkir di fase grup. Namun, menariknya, kedua pelatih dari tim tersebut menunjukkan reaksi yang berbeda terhadap kegagalan ini. Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-20, memilih untuk tetap optimistis meski skuad Garuda Muda gagal melangkah ke babak selanjutnya. Sementara itu, pelatih Thailand U-20, Issara Sritaro, justru menunjukkan sikap yang lebih tegas dan kritis terhadap performa timnya. Perbedaan ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan berbagai reaksi dari pecinta sepak bola Asia Tenggara. Indra Sjafri Tetap Optimistis Meski Indonesia Gugur Indra Sjafri dikenal sebagai pelatih yang memiliki visi jangka panjang dalam membangun sepak bola Indonesia. Meskipun Timnas Indonesia U-20 gagal lolos ke fase gugur, ia menegaskan bahwa hasil ini bukan akhir dari segalanya. “Kami memang belum berhasil mencapai target di Piala Asia U-20 kali ini, tetapi saya melihat ada banyak perkembangan positif dari para pemain. Kami akan terus bekerja keras untuk masa depan sepak bola Indonesia,” ujar Indra Sjafri, dikutip dari situs berita olahraga MENANGBOLA77. Pelatih asal Sumatera Barat ini juga menekankan bahwa tujuan utama dari keikutsertaan di turnamen ini adalah untuk meningkatkan pengalaman dan membangun fondasi yang lebih kuat bagi para pemain muda Indonesia. Menurutnya, kegagalan kali ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi mereka dalam menghadapi turnamen berikutnya. Pelatih Thailand Kecewa dan Kritik Pemain Berbeda dengan Indra Sjafri, pelatih Thailand U-20, Issara Sritaro, menunjukkan reaksi yang lebih emosional. Ia mengaku sangat kecewa dengan performa timnya yang dinilai tidak sesuai dengan ekspektasi. “Kami memiliki kesempatan besar untuk melangkah lebih jauh, tetapi para pemain gagal memanfaatkannya. Ini adalah kegagalan yang sulit diterima dan kami harus segera melakukan evaluasi menyeluruh,” ujar Issara kepada MENANGBOLA77. Issara juga menyoroti kurangnya mental juara dalam skuad Thailand U-20. Menurutnya, para pemain terlalu mudah kehilangan fokus dan tidak menunjukkan determinasi tinggi dalam pertandingan-pertandingan krusial evesedmond.com. Hal ini membuat Thailand harus pulang lebih cepat dari yang diharapkan. Perbedaan Pendekatan dalam Menyikapi Kegagalan Sikap yang ditunjukkan Indra Sjafri dan Issara Sritaro mencerminkan dua pendekatan berbeda dalam menghadapi kegagalan. Indra lebih melihat sisi positif dan fokus pada pengembangan tim jangka panjang, sementara Issara lebih menuntut hasil instan dan menekankan pentingnya mentalitas juara. Pendekatan Indra Sjafri bisa dipahami mengingat Timnas Indonesia U-20 masih dalam tahap pembangunan. Dengan skuad yang mayoritas terdiri dari pemain muda berbakat, Indra lebih memilih untuk menanamkan pola pikir bahwa kegagalan bukanlah akhir, melainkan sebuah proses pembelajaran. Di sisi lain, Issara Sritaro tampaknya memiliki ekspektasi yang lebih tinggi terhadap skuad Thailand. Mengingat Thailand memiliki sejarah yang cukup baik di kompetisi usia muda, tersingkir di fase grup dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. Itulah sebabnya ia lebih kritis dalam mengevaluasi performa timnya. Evaluasi dan Harapan ke Depan Baik Indonesia maupun Thailand kini harus melakukan evaluasi menyeluruh agar bisa tampil lebih baik di ajang berikutnya. Indra Sjafri telah menegaskan bahwa fokusnya sekarang adalah membangun generasi emas yang bisa bersaing di level yang lebih tinggi. Sementara itu, Thailand tampaknya akan melakukan perombakan dalam struktur tim mereka. Tidak menutup kemungkinan, Federasi Sepak Bola Thailand (FAT) akan melakukan perubahan dalam staf kepelatihan dan strategi pengembangan pemain muda mereka. Menurut MENANGBOLA77, kegagalan di Piala Asia U-20 2025 ini bisa menjadi momentum bagi kedua negara untuk lebih serius dalam membina pemain muda. Pasalnya, baik Indonesia maupun Thailand memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan utama di sepak bola Asia Tenggara dan bahkan di tingkat Asia. Tanggapan Suporter Indonesia dan Thailand Reaksi dari para pendukung kedua negara juga cukup menarik untuk disimak. Para suporter Indonesia umumnya lebih menerima hasil ini dengan bijak, meski tetap mengkritik beberapa aspek yang perlu diperbaiki, seperti penyelesaian akhir dan koordinasi di lini belakang. Di sisi lain, suporter Thailand tampaknya lebih keras dalam memberikan kritik terhadap tim mereka. Banyak yang menilai bahwa Thailand seharusnya bisa tampil lebih baik mengingat mereka memiliki pengalaman lebih banyak dibandingkan Timnas Indonesia di level internasional. Beberapa pendukung bahkan menuntut adanya perubahan besar di dalam federasi agar sepak bola Thailand bisa kembali berjaya di level usia muda. MENANGBOLA77 mencatat bahwa sejumlah media lokal di Thailand juga mempertanyakan strategi yang diterapkan Issara Sritaro selama turnamen berlangsung. Pelajaran dari Kegagalan Kegagalan di Piala Asia U-20 2025 menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dan Thailand. Kedua tim perlu belajar dari kesalahan dan memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang. Jika Indonesia tetap konsisten dengan visi jangka panjangnya, bukan tidak mungkin skuad Garuda Muda akan menjadi kekuatan yang disegani dalam beberapa tahun ke depan. Begitu juga dengan Thailand, yang harus lebih serius dalam menyiapkan mentalitas dan taktik agar tidak kembali mengalami kegagalan serupa. Sport berita olahragaIndonesiainfo olahraga